Headlines News :

.

.
Home » » Kumpulan Cerita Lucu ( kat. sufi )

Kumpulan Cerita Lucu ( kat. sufi )

Written By Maryono on Selasa, 01 Desember 2009 | Selasa, Desember 01, 2009


Kebijaksanaan dari Toko Sepatu


Category: Humor Sufi


Nasrudin diundang menghadiri sebuah pesta perkawinan. Sebelumnya, di rumah orang yang mengundang itu, ia pernah kehilangan sendal. Karenanya sekarang ia tidak lagi meninggalkan sepatunya di dekat pintu masuk, tapi menyimpannya di balik jubahnya.

"Buku apa itu di dalam sakumu?" tanya tuan rumah kepada Nasrudin.
"Ha, mungkin dia sedaang mencari-cari sepatuku," pikir Nasrudin, "untung aku dikenal sebagai kutu buku."
Maka dengan sekeras-kerasnya ia berkata: "Tonjolan yang engkau lihat ini adalah Kebijaksanaan."

"Menarik sekali! Dari toko buku mana engkau dapatkan itu?"
"Yang jelas aku mendapatkannya dari toko sepatu!"


Bersembunyi Dari Pencuri


Category: Humor Sufi


Suatu malam seorang pencuri membobol rumah Nasruddin. Untung saja Nasruddin melihatnya. Karena takut, dengan cepat Nasruddin bersembunyi di dalam sebuah kotak besar yang terletak di sudut ruangan.

Si pencuri sedang mengaduk-aduk isi rumah Nasruddin mencari uang ataupun barang berharga yang dimiliki Nasruddin. Dia membuka lemari, laci-laci, kolong-kolong, dan lain-lain. la tapi tidak menemukan satu pun barang berharga.

Pencuri itu hampir saja menyerah dan memutuskan untuk keluar dari rumah Nasruddin. Tapi tiba-tiba matanya tertuju pada kotak besar yang terletak di sudut ruangan kamar Nasruddin. Dia sangat senang karena dia yakin dalam kotak itulah disimpan harta benda yang dia cari.

Walaupun kotak itu terkunci kuat dari dalam, tapi dengan kekuatan penuh, pencuri itu berhasil membuka kotak tersebut. Pencuri itu sangat kaget ketika melihat Nasruddin berada di dalam kotak itu. Pencuri itu sangat marah dan berkata, "Hei! Apa yang kau lakukan di dalam situ?"

"Aku bersembunyi darimu," jawab Nasruddin.

"Kenapa?"

"Aku malu, karena aku tak punya apapun yang dapat kuberikan padamu. Itulah alasan mengapa aku bersembunyi dalam kotak ini."


Ujian Menebak Isi Tangan


Category: Humor Sufi


"Menurut pandangan umum, para Sufi itu gila," gumam Nasrudin. "Menurut para orang bijak, mereka benar-benar penguasa dunia. Aku akan mengeceknya, supaya aku sendiri bisa yakin mana yang benar."

Kemudian ia melihat seseorang yang tinggi besar, mengenakan jubah seperti seorang Sufi Akldan.

"Sahabat," kata Nasrudin, "aku ingin membuat sebuah percobaan untuk menguji kekuatan jiwamu, dan juga kesehatan rohaniku."

"Boleh. Silakan mulai," kata sang Akldan.

Nasrudin membuat gerakan menyapu dengan tangannya, kemudian mengepalkan kedua tangannya. "Sekarang, apa yang ada ditanganku?"

"Seekor kuda, kereta dan sais," ujar sang Alsldan cepat.

"Itu sih bukan test," ujar Nasrudin marah, "Habis kamu sih tadi melihat aku mengambilnya."



Tampak Seperti Engkau


Category: Humor Sufi


Suatu hari Nasrudin, sambil berdiri di dekat lapangan sebelah pasar, dengan sepenuh hati melantunkan sebuah syair:

"O, cintaku! Keseluruhan diriku begitu terliputi oleh-Mu Segala yang ada di hadapanku Tampak seperti Engkau!"

Tiba-tiba seorang pelawak berteriak: "Bagaimana jadinya jika ada orang dungu di depan matamu?"

Tanpa berhenti, sang Mullah terus membaca syairnya: "...Tampaknya seperti Engkau!"

"Heh?"



Perlakuan Sama Tapi Hasil Berbeda


Category: Humor Sufi


"Segala sesuatu yang ada harus dibagi sama rata," ujar seorang filsuf di hadapan sekelompok orang di warung kopi.

"Aku tak yakin, itu akan terjadi," ujar seseorang yang selalu ragu.

"Tapi, pernahkah engkau memberi kesempatan?" menimpali sang filsuf.

"Aku pernah!" teriak Nasrudin. "Aku beri istriku dan keledaiku perlakuan yang sama. Mereka memperoleh apa yang betul-betul mereka inginkan."

"Bagus sekali!" kata sang filsuf. "Sekarang katakan bagaimana hasilnya."

"Hasilnya adalah seekor keledai yang baik, dan istri yang buruk."


Anak Kecil yang Kurang Ajar


Category: Humor Sufi


Nasrudin biasa duduk-duduk di teras sebuah warung kopi. Suatu hari, seorang anak kecil laki-laki berlari di hadapannya sambil memukul kepala Nasrudin sehingga sorbannya melayang. Tapi sang Mullah tidak bereaksi apa-apa. Hal yang sama terjadi terus selama beberapa hari. Yang selalu dilakukan sang Mullah adalah mengambil sorbannya yang terjatuh dan mengenakannya kembali.

Seseorang bertanya kepada Nasrudin mengapa ia tidak menangkap dan menghukum anak kecil itu, atau meminta orang lain untuk melakukanya.

"Itu bukan cara yang tepat," kata Nasrudin.

Suatu hari Nasrudin, terlambat datang ke warung kopi. Ketika sampai di sana, dilihatnya seorang serdadu dengan wajah yang seram sedang duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Tiba-tiba anak kecil laki-laki itu muncul. Seperti biasanya, ia menonjok sorban orang yang duduk di tempat itu. Tanpa berkata apa-apa, sang serdadu menghunus pedangnya dan kemudian memenggal leher anak itu.

"Ah, dia kan hanya anak kecil...!" gumam Nasrudin dengan penuh sesal.


Tidak ada Yang Menawarkan Keledai Pengganti


Category: Humor Sufi


"Engkau memang telah kehilangan keledaimu, Mullah. Tetapi tidak perlu bersedih, lebih sedih dibanding ketika engkau kehilangan istrimu."

"Ah, kalau saja kalian ingat. Ketika aku kehilangan istriku, kalian semua warga kampung berkata: 'Kami akan mencari pengganti untukmu'. Tapi coba sekarang, ketika keledaiku mati tak seorang pun yang menawarkan penggantinya."



Menggunakan Dua Alternatif


Category: Humor Sufi


Seorang teolog sakit. Ia mendengar bahwa Nasrudin itu searang mistikus. Dan dalam keadaannya yang setengah sadar, ia merasa ada sesuatu di dalam dirinya.

Akhirnya ia dikirim kepada Nasrudin.

"Buatkan do'a yang bisa membuatku memasuki dunia lain, Mullah," katanya. "Bukankah engkau terkenai pandai dalam berhubungan dengan dimensi lain."

"Dengan senang hati," kata Nasrudin. "Tuhan tolonglah aku. Setan, tolonglah aku!"

Lupa dengan rasa sakitnya, orang suci ini bangkit karena rasa tersinggung yang luar biasa. "Mullah, engkau pasti sudah gila."

"Tidak sepenuhnya, sahabatku. Seseorang yang berada dalam kondisi seperti engkau ini, tidak akan mampu menangkap kesempatan. Jika ia melihat dua alternatif, ia mencoba membuktikan yang mana yang berhasil!"


Makan Sop Bebek


Category: Humor Sufi


Nasrudin memandang beberapa ekor bebek yang kelihatannya akan lezat bila dimasak. Mereka sedang bersenang-senang di sebuah kolam. Ketika Nasrudin mencoba menangkapnya, bebek-bebek itu terbang.

Setelah itu ia celupkan beberapa patong roti ke dalam air dan kemudian melahapnya. Beberapa orang yang lewat bertanya apa yang ia lakukan itu.

"Aku sedang makan sop bebek," jawab Nasrudin kalem.


Menolong Bulan


Category: Humor Sufi


Ketika sedang berjalan-jalan, Nasrudin melewati sebuah sumur yang membuatnya ingin melihat ke dalamnya. Ketika itu hari mulai malam. Waktu Nasrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.

"Aku harus menyelamatkan bulan!" pikir Nasrudin. "Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir."

Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: "Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar"

Yali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. Bisa juga engkau kuselamatkan kata Nasrudin, Betulkan, untung saja saya aku lewat."




Kehilangan Sorban


Category: Humor Sufi


Suatu hari Nasrudin kehilangan sehelai sorbannya yang bagus dan berharga mahal.

"Kamu tidak sedih Nasrudin?" seseorang bertanya kepadarzya.
"Tidak. Aku optimistis, kok. Kau sendiri lihat, aku telah menawarkan hadiah setengah sekeping uang perak bagi siapa saja menemukannya."
"Tapi penemunya, tentu, tidak akan mengembalikan sorbanmu. Habis, hadiahnya tidak sebanding dengan nilai sorban yang seratus kali lipat itu."
"Sudah kupikirkan itu. Aku juga sudah membuat pengumuman bahwa sorban yang hilang itu kondisinya kotor sekali dan tua, berbeda dengan yang sebenarnya."


Siapa yang Salah Kalau Kecurian


Category: Humor Sufi


Suatu hari Nasrudin dari istrinya pulang dan mendapati rumah mereka telah dimasuki pencuri. Segala sesuatu yang berguna dibawa kabur sang pencuri,

"Ini semua salahmu." kata istrinya, "karena kamu selalu merasa yakin bahwa pintu rumah sudah terkunci sebelum kita pergi"

Para tetangga juga turut berkomentar: "Kamu sih tidak mengunci pintu-pintu," ujar seorang tetangga.

"Heran. Kenapa kamu tidak membayangkan apa yang bakal terjadi?" ujar yang lain. "Kunci-kunci ternyata sudah rusak dan kamu tidak menggantinya," kata orang ketiga.

"Sebentar," kata Nasrudin, "tentunya, aku bukan satu-satunya orang yang bisa kalian salahkan."

"Lalu, siapa yang harus kami salahkan kalau bukan engkau?" teriak orang-orang dengan gemas...

"Lho? Kok bukan para pencuri itu?" kata Nasrudin.



Sedih Karena Keledai Mati


Category: Humor Sufi


"Huuu... huuuu..."
"Ada apa, Nasrudin?"
"Aku sedih sekali hari ini. Istriku sakit."
"Oh, aku kira, keledaimu yang sakit."
"Ya, memang betul. Tapi aku sedang melatih diriku agar terbiasa menghadapi kejutan dengan tahapan yang mudah dulu."


Nasrudin Ditangkap Waktu Perang


Category: Humor Sufi


Ketika perang Salib, Nasrudin tertangkap dan dikenai kerja paksa di sebuah parit dekat benteng Aleppo. Kerja paksa itu, begitu melelahkan sehingga sang Mullah sering kali berkeluh kesah.

Suatu hari, seorang pedagang yang mengenalnya lewat di jalan tempatnya bekerja, dan kemudian menebus sang Mullah dengan tiga puluh uang keping perak. Nasrudin dibawa pulang oleh sang pedagang, dan diperlakukan dengan baik sekali. Sang pedagang, juga memberikan anak perempuannya kepada sang Mullah untuk diperistri.

Sekarang, hidup Nasrudin sudah lebih baik. Tapi tampaknya anak perempuan sang pedagang muiai suka marah-marah. "Engkau adalah laki-laki," kata wanita itu suatu hari, "yang dibeli ayahku dengan harga tiga puluh keping perak. Ayahku kemudian memberikan engkau kepadaku."
"Ya," kata Nasrudin, "Ayahmu membayar tebusan sebanyak tiga puluh keping perak, lalu engkau tidak memperoleh apa-apa dari aku, dan aku sendiri sebenarnya juga sudah kehilangan otot-otot yang sudah kudapat sewaktu aku menggali parit-parit."


Memberi Nasihat Gratis


Category: Humor Sufi


Suatu hari Nasrudin pergi ke rumah hartawan untuk mencari dana. "Bilang sama tuanmu," kata Nasrudin kepada penjaga pintu gerbang, "Mullah Nasrudin datang, mau minta uang."

Sang penjaga masuk, dan kemudian ke luar lagi. "Aku khawatir, jangan-jangan, tuanku sedang pergi," katanya.

"Ke sini. Ini ada pesan untuk tuanmu," kata Nasrudin. "Meskipun ia belum memberi sumbangan, tapi tidak apa-apa, ini nasihat gratis buat tuanmu. Lain kali, kalau tuanmu pergi, jangan sampai ia meninggalkan wajahnya dijendela. Bisa-bisa dicuri orang nantinya."





Menghabiskan Halwa Masakan Istri


Category: Humor Sufi


Suatu hari Nasrudin meminta istrinya untuk memasak halwa, masakan dari daging yang diberi bumbu dengan rasa manis. Istrinya memasak makanan itu dalam jumlah besar, dan Nasrudin hampir saja menyantap habis seluruhnya.

Malamnya, ketika mereka berdua sudah hampir lelap tertidur, Nasrudin mengguncang-guncang tubuh istrinya. "Eh, aku ada gagasan bagus."
"Apa itu?"
"Bawa dulu ke sini sisa halwa yang masih ada. Baru setelah itu aku beri tahu gagasan yang ada di otakku."

Istri Nasrudin segera bangkit dan mengambil sisa halwa yang langsung dilahap oleh sang Mullah.
"Sekarang," kata istrinya, "aku tidak akan bisa tidur sebelum engkau ceritakan isi pikiranmu itu."
"Idenya itu," kata Nasrudin, "Jangan sekali-kali pergi tidur sebelum menghabiskan semua halwa yang telah dibuat pada hari itu juga."


Naik Kapal yang Mau Tenggelam


Category: Humor Sufi


Kapal tampaknya mulai tenggelam. Para penumpang yang sebelumnya menertawakan peringatan Nasrudin yang meminta mereka agar bersiap-siap untuk kehidupan akhirat, mulai berlutut dan berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa, mereka berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.

"Teman-teman!" teriak Nasrudin. "Jangan boros dengan kata-kata bagus itu. Percayalah! Aku melihat daratan!"
"Hah?" semua penumpang membelalak.
"Apa? Apakah kalian tidak jadi meneruskan tobat dan berbuat baik?" tanya Nasrudin.

Share this article :

0 komentar:

VISITOR

 
Support : Creating Website | rajawa01Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2012. TEKNOLOGI & INDUSTRI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template Download This Free Blogger Template